Tinggikah Kandungan Gizi Beras?
Beras merupakan kebutuhan yang sangat penting dan termasuk dalam sembilan bahan pokok kebutuhan sehari-hari rakyat Indonesia.
Masyarakat kita kebanyakan hanya mengenal beras sebagai bahan makanan yang mengenyangkan tanpa tahu kandungan gizi beras secara lengkap.
Karena hanya mengenal beras sebagai bahan makanan yang mengenyangkan, akhirnya muncullah istilah, "Jika tak makan nasi, maka tak kenyang."
Beras dan Kandungannya
Secara umum, beras adalah gabah yang bagian kulitnya telah dibuang dengan cara digiling sehingga yang tertinggal hanya bulir gabahnya.
Bulir gabah yang telah melalui penggilingan tersebut adalah endosperm yang merupakan bagian utama butir beras. Kandungan dalam endosperm adalah protein yang cukup banyak, selulosa, mineral, dan vitamin.
Jika gabah tidak melalui penggilingan, sebenarnya bekatul dari gabah banyak mengandung vitamin B1, protein, lemak, vitamin B2, dan niasin.
Namun, karena harus melalui penggilingan, kandungan gizi beras menjadi berkurang karena kulit luar pembungkus biji beras yang sebenarnya memiliki banyak kandungan gizi terbuang percuma.
Tujuan Penggilingan
Tujuan utama penggilingan dalam menghasilkan beras yang bersih adalah sebagai berikut:
- Memisahkan bekatul, kulit ari, sekam, dan lembaga dari endosperm beras.
- Menghilangkan benda asing dan kotoran.
- Meningkat derajat warna putih dan kilap beras.
Penggilingan yang hanya mementingkan warna bersih dan kilap membuat kandungan gizi beras berkurang.
Untuk itu, perlu diperhatikan bagaimana penggilingan beras yang baik dan menghasilkan beras bersih tanpa menghilangkan nilai gizi beras itu sendiri.
Tidak ada jaminan lagi bahwa beras berwarna bersih dan mengkilap adalah beras yang bagus dan bergizi.
Komposisi Gizi dalam Beras
Kandungan gizi beras sangat bergantung pada jenis beras dan cara pengolahannya. Namun, secara umum, beras adalah sumber energi dan protein yang membantu memberikan energi pada tubuh manusia.
Selain itu, beras mengandung berbagai mineral dan vitamin. Protein yang terkandung dalam beras dikenal dengan nama protein glutelin yang tidak larut dalam air.
Protein beras yang lain, yaitu lisin yang memiliki kandungan cukup tinggi di dalam beras.
Kandungan Gizi Bekatul yang Terbuang
Penggilingan membuat bekatul yang melapisi butir beras terlepas dan memang sengaja dibuang atau dibuat sebagai makanan ternak.
Padahal, jika masyarakat mengetahui kandungan gizi yang terdapat pada bekatul, mungkin mereka akan memanfaatkan bekatul sebagai bahan makanan pokok.
Namun, sebagian kecil masyarakat kita ternyata ada yang mengenal bekatul sebagai makanan pokok, terutama penduduk yang tinggal di pedesaan.
Walau mereka tidak secara jelas mengetahui kandungan gizi bekatul yang sebenarnya, pemanfaatan yang sekadar untuk memenuhi kebutuhan akan makanan ini ternyata malah mendapatkan nilai gizi bekatul.
Padi yang hanya melalui penumbukkan memiliki kandungan bekatul sekitar 50 persen. Penduduk desa lebih banyak memanfaatkan beras tumbuk ini untuk diolah sebagai bubur atau pepes dan mendapatkan manfaat gizi bekatul yang ternyata mengandung vitamin B15 yang masih sangat jarang dikenal di dalam masyarakat, termasuk dalam dunia kedokteran.
Vitamin B15 tersebut memiliki manfaat untuk meningkatkan asupan oksigen ke dalam otak serta menambah sirkulasi oksigen di dalam jaringan otot jantung.
Bekatul kaya akan protein, lemak, mineral, vitamin B kompleks, serta serat pencernaan.
Pengetahuan akan kandungan gizi beras yang berkurang akibat penggilingan dan tingginya kandungan gizi yang terbuang ini seharusnya membuat para ahli berpikir keras bagaimana menghasilkan penggilingan padi untuk menghasilkan beras yang bagus tanpa membuang bekatul secara percuma.
Posting Komentar untuk " Tinggikah Kandungan Gizi Beras?"