Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penyakit Diare Akut dan Diare Kronik

Penyakit Diare Akut dan Diare Kronik
credit:instagram@ananda_siaga

Penyakit Diare Akut

Diare atau masyarakat kita biasa menyebutnya mencret, merupakan penyakit yang menyerang sistem pencernaan manusia, usus. Diare atau diarrhea merupakan kondisi rangsangan buang air besar yang terus menerus disertai keluarnya feses atau tinja yang kelebihan cairan, atau memiliki kandungan air yang berlebih dari keadaan normal. Umumnya diare menyerang balita dan anak-anak. Namun tidak jarang orang dewasa juga bisa terjangkit diare.

Jenis penyakit diare bergantung pada jenis klinis penyakitnya. Klinis tersebut dapat diketahui saat pertama kali mengalami sakit perut. Ada lima jenis klinis penyakit diare, antara lain:

Diare akut bercampur dengan air. Diare memiliki gejala yang datang tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari. Bila mengalami diare akut, penderita akan mengalami dehidrasi dan penurunan berat badan jika tidak diberikan makan dan minum yang cukup. Diare akut ini termasuk juga penyakit kolera.

Diare kronik. Diare yang gejalanya berlangsung lebih dari 14 hari yang disebabkan oleh infeksi yang ditimbulkan oleh virus, bakteri dan parasit, maupun non infeksi.

Diare akut bercampur darah. Selain intensitas buang air besar yang meningkat, diare ini dapat menyebabkan kerusakan usus halus, sepsis yaitu infeksi bakteri dalam darah, malnutrisi atau kurang gizi dan dehidrasi.

Diare persisten. Gejalanya berlangsung selama lebih dari 14 hari. Dengan bahaya utama adalah kurang gizi. Infeksi serius tidak hanya dalam usus tetapi menyebar hingga ke luar usus halus.

Diare dengan kurang gizi berat. Diare ini lebih parah dari diare yang lainnya, karena mengakibatkan infeksi yang sifatnya sistemik atau menyeluruh yang berat, dehidrasi, kekurangan vitamin dan mineral. Bahkan bisa mengakibatkan gagal jantung.

Diare bisa kita alami karena kinerja usus besar yang tidak normal. Bila kondisi tubuh kita cukup cairan atau cairan dalam tubuh diatas normal, kita akan terhindar dari diare. Sedangkan, bila asupan cairan dalam tubuh berlebih, cairan itu akan ikut terserap oleh usus besar melalui rongga usus. 

Jadi makanan yang kita makan akan bercampur dengan kelebihan cairan itu sebelum masuk ke usus besar. Kemudian usus besar menyerap cairan dan meninggalkan material makanan yang lain sebagai feses yang setengah padat. Bila usus besar ini mengalami radang, penyerapan makanan tidak terjadi. Sehingga feses yang dikeluarkan berair atau cair.

Secara umum gejala diare adalah intensitas keluarnya feses melebihi kadar normal. Ketika terkena diare, penderita bisa buang air lebih dari 3 kali dalam sehari, bahkan bisa lebih dari 4 kali. Buang air yang melebihi batas normal ini disertai dengan perut mulas, badan letih dan lesu, panas, tidak nafsu makan, mual dan muntah, pegal pada punggung, perut berbunyi, serta terdapat darah dan lendir dalam kotoran.

Gejala mual, muntah, kurang nafsu makan, panas atau demam disebabkan oleh infeksi virus. Sedangkan gejala sakit perut, seperti kejang perut, feses mengandung darah, bahkan penderita sampai mengalami demam tinggi, disebabkan oleh gangguan atau infeksi bakteri dan parasit.

Pengobatan Diare

Saat ini telah ada obat yang dapat meringankan penyakit diare. Obat-obatan ini digunakan untuk membantu menormalkan kinerja sistem pencernaan. Jangan memberikan obat yang efeknya hanya mengurangi frekuensi muntah dan buang air besar, karena tidak berguna dan cenderung berbahaya. Gunakan obat-obat yang terbagi dalam kelompok fungsi pencernaan, yaitu:

Kelompok Antisekresi Selektif. Kelompok ini berupa racecadotril yang dapat menormalkan kembali sekresi dari elektrolit sehingga keseimbangan cairan dapat dikendalikan secara normal.

Kelompok Opiat. Kelompok ini berupa kodein fosfat 15-60 mg 3 x sehari, loperamide HC1 2-4 mg 3-4 x sehari serta kombinasi difenoksilat dan atropin sulfat 5 mg 3-4 x sehari. Efek obat ini meningkatkan absorbsi sehingga memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi diare. Penderita diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri tidak dianjurkan untuk menggunakan obat kelompok ini.

Kelompok Absorbent. Kelompok obat ini terdiri dari arang aktif, bismuth subsalisilat, pektin, kaolin atau smektit yang dapat menyerap toksin atau racun, sehingga sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi elektrolit.

Zat Hidrofilik, yaitu ekstrak tumbuh-tumbuhan berupa plantago ovata, Psyllium, karaya, ispaghula, coptidis, catechu yang akan mengurangi frekuensi dan konsistensi feses, tanpa mengurangi cairan dan elektrolit.

Probiotik ini  terdiri dari lactobacillus dan bifidobacterium atau saccharomyces boulardii, dan berkompeten untuk memberikan nutrisi serta reseptor saluran pencernaan.

Penyakit Diare Kronik

Penyakit Diare Akut dan Diare Kronik
credit:instagram@healinsideout.in

Diare Kronik Bisa Mengakibatkan Kematian

Penyakit sistem pencernaan yang sepertinya sering dikeluhkan oleh manusia adalah diare. Penyakit ini dibawa oleh bakteri bernama Ecoli. Bakteri Ecoli bisa berada di mana pun, terlebih di tempat-tempat yang tidak terjaga kebersihannya. Seperti halnya penyakit lain, diare bisa berubah menyeramkan bila tidak ditangani secara cepat dan tepat.

Diare Kronik

Diare kronik atau keadaan penyakit diare yang sudah parah bisa menyebabkan kematian bagi penderitanya. Pada dasarnya, penyebab sebuah penyakit pada diri manusia adalah manusianya sendiri. Mulai pola makan dan pola hidup yang tidak sehat serta keadaan lingkungan yang tidak bersih.

Penyebab Diare

Penyebab penyakit diare pun demikian. Selayaknya bakteri, Ecoli sangat menyenangi tempat-tempat kotor. Lingkungan sekitar dan bagian anggota tubuh kita yang kotor, seperti tangan, bisa menyebabkan bakteri itu ‘berdatangan’.

Maka dari itu, bukan suatu hal yang mengherankan bila kita sering melihat berbagai penyuluhan mengenai pentingnya mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan berbagai aktivitas. Hal itu dirasa ampuh untuk menghilangkan kuman dan bakteri yang menempel pada tangan.

Selain faktor lingkungan yang tidak bersih, pola makan dan hidup yang ‘berantakan’ bisa mengakibatkan bakteri Ecoli menyerang sistem pencernaan manusia. Kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas, asam, dan makanan bersantan berlebihan, bisa mengakibatkan sistem pencernaan manusia, khususnya usus, menjadi tidak baik.

Penyakit yang disebabkan oleh pola makan tidak baik tidak hanya maag, tetapi juga diare. Definisi diare secara resmi dari kacamata kesehatan adalah defekasi atau buang air besar yang jumlahnya melebihi biasanya, atau lebih dari 200 gram per hari.

Kotoran yang dikeluarkan pun cenderung mengandung lebih banyak cairan. Hal itu bisa menyebabkan tubuh manusia menjadi lemas karena cairan tubuh tersebut hilang dengan mudah.

Air yang terkandung dalam makanan tidak dapat terserap dengan baik oleh usus besar yang sedang terinfeksi. Akibatnya, kotoran atau feses yang dikeluarkan dari tubuh manusia juga menyertakan air. Bahkan, bila diare sudah berstatus kronik, feses yang dikeluarkan bisa bersamaan dengan darah.

Diare sebenarnya termasuk penyakit yang mudah disembuhkan. Bakteri Ecoli bukan termasuk bakteri yang ‘membandel’. Namun, penyakit diare bisa berubah ‘status’ menjadi kronik bila penderita mempunyai kandungan gizi yang kurang dalam tubuhnya.

Berujung Kematian

Diare kronik bisa membuat penyakit-penyakit yang menyerang sistem pencernaan yang lebih serius bermunculan, seperti kolera dan disentri. Hilangnya cairan tubuh yang semestinya diserap oleh usus besar bisa menyebabkan dehidrasi pada manusia. Hal itulah yang dapat mengakibatkan kematian pada penderitanya. 

Hingga kini, penyakit yang berkenaan dengan sistem pencernaan manusia masih menjadi salah satu penyebab kematian bagi masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. Hal ini seolah menjadi gambaran bahwa kebersihan lingkungan dan pola hidup masyarakat Indonesia masih jauh dari nilai ‘A’.

Posting Komentar untuk " Penyakit Diare Akut dan Diare Kronik"