Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ALERGI BAYI : Waspadai Alergi Bayi

cute-baby

Pada dasarnya, sistem kekebalan tubuh seseorang merupakan benteng pertahanannya terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Alergi adalah reaksi tubuh yang berlebihan terhadap benda asing tertentu atau disebut alergen. Salah satu alergi yang harus diwaspadai adalah alergi bayi.

Jika terjadi kontak antara seseorang dengan alergennya, baik dengan cara menyentuh, memakan, terhisap atau disuntikkan, tubuh secara langsung akan melihat ini sebagai sesuatu yang berbahaya. Kemudian, akan mengeluarkan histamin dan bahan-bahan kimia lainnya untuk melawan zat alergen tersebut.

Penyebab Alergi

Tubuh kita memiliki antibodi yang terdiri dari 5 tipe immunoglobulin (IgG, IgA, IgM, IgD, IgE). Imunoglobulin yang dapat menimbulkan reaksi alergi adalah tipe IgE. Pada orang yang alergi, produksi IgE  bisa sangat berlebihan ketika bertemu alergen.

Faktor keturunan dan lingkungan diduga sebagai penyebab seseorang menjadi alergi terhadap alergen tertentu meskipun penyebab pastinya belum diketahui secara jelas. Seorang anak yang kedua orang tuanya memiliki riwayat alergi, memiliki risiko 60 persen terkena alergi juga. Bila hanya dari salah satu orang tua, risiko alergi sekitar 30 persen.

Meski memiliki riwayat alergi dari faktor keturunan, bila faktor lingkungan tidak memicu keluarnya alergi, alergi tidak akan terjadi. Gangguan alergi bisa berdampak pada semua organ tubuh, termasuk otak, dengan berbagai komplikasinya yang berbahaya.

Gangguan pada fungsi otak akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang bayi, misalnya gangguan emosi, gangguan komunikasi, gangguan konsentrasi sampai gejala autisme.

Alergi pada Bayi

Beberapa alergi yang sering terjadi pada bayi di antaranya sebagai berikut:

 1. Alergi kulit. 

Bagian tubuh yang paling riskan terkena alergi adalah kulit. Salah makan atau minum bisa menimbulkan alergi yang muncul di permukaan kulit. Misalnya, bintik kemerahan dan gatal yang terdapat pada lipatan kulit yang akan makin parah bila bayi berkeringat atau lembab.

2. Alergi susu. 

Bayi yang alergi susu, baik susu formula maupun susu sapi, akan mengalami gatal-gatal pada kulit wajah dan tangan. Kemudian, lidah dan langit-langit mulut menjadi berwarna putih, muntah, dan diare. Oleh karena itu, harus segera dikonsultasikan ke dokter dan optimalkan pemberian ASI eksklusif karena ASI adalah makanan bayi yang paling aman.

3. Alergi makanan. 

Gejala alergi makanan pada bayi lebih sering berupa gangguan pencernaan, seperti diare atau konstipasi (susah buang air besar). Makanan yang sering menimbulkan alergi pada bayi dan anak biasanya adalah telur, susu, kacang tanah, dan buah-buahan tertentu: tomat, melon, semangka dan strawberry.

Tes Alergi

Untuk memastikan apakah seseorang memiliki alergi, dapat dilakukan tes alergi. Tes ini juga akan dapat mengidentifikasi jenis alergi yang diderita.

Tes tusuk kulit (skin prick test). Tes ini tidak memakai jarum suntik sehingga tidak sakit. Reaksinya juga cepat sekali, hanya sekitar 15 menit.

Tes tempel (patch test). Tes ini biasanya digunakan bila ada dugaan bahwa kelainan kulit yang ada disebabkan oleh kontak dengan bahan kimia. Lamanya sekitar 48 jam.

Tes darah (RAST: Radio Allergo Sorbent Test), biasa dikenal sebagai tes identifikasi antibodi (IgE). Tes ini membutuhkan sampel serum darah sebanyak 2 cc. Hasil tes akan diketahui setelah 4 jam. Tes ini biasa dikombinasikan dengan diet alergi untuk menemukan penyebab alergi.

Tes kulit (skin test). Biasanya, digunakan untuk mengetahui alergi terhadap obat tertentu. Sampel obat disuntikkan di bawah kulit. Hasilnya dapat dilihat 15 menit kemudian.

Mencegah Alergi pada Bayi

Untuk mencegah si kecil terkena alergi, terutama bila orang tuanya memiliki riwayat alergi, sebaiknya segera ambil langkah-langkah untuk mengurangi pencetusnya. Ingat, meskipun bayi Anda mungkin menderita alergi, bila faktor lingkungan tidak ada atau kecil, akan sangat membantu bayi Anda terhindar dari alergi saat sistem imunnya belum terbentuk sempurna.

Makin besar bayi Anda, sistem imunnya akan makin terbentuk. Langkah-langkah yang dapat Anda lakukan di antaranya sebagai berikut.

Berikan ASI eksklusif 4-6 bulan lebih lama sehingga sistem imunnya terus bertambah. Jangan memberi makanan tambahan, ASI saja.

Jangan merokok dan jauhkan bayi Anda dari asap rokok dan perokok. Residu asap rokok masih bisa menempel pada perokok maupun ruangan bekas dipakai merokok dan sangat bisa meracuni bayi Anda yang masih rentan.

Bersihkan rumah, sofa, karpet, bantal, boneka, dan gorden, dari debu secara teratur.

Jauhkan zat-zat kimia, seperti obat nyamuk dan pewangi ruangan yang dapat memicu alergi.

Sebaiknya, binatang peliharaan, seperti kucing, anjing, atau burung, tidak berada dalam rumah sebelum bayi Anda berusia 1 tahun.

Posting Komentar untuk " ALERGI BAYI : Waspadai Alergi Bayi"