Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ketika Preeklamsia Menjadi Ancaman Kehamilan

 

Preeklamsia
credit:instagram@rsiaputri

Anti (nama samaran), seorang perempuan yang sudah dua kali kehilangan anaknya ketika masih dalam kandungan. Kejadian pertama, ketika janin berusia 20 minggu dan kedua ketika janin berusia 34 minggu. Dokter memvonis ia terkena Preeklamsia ketika hamil. Kedua janin yang meninggal berjenis kelamin perempuan.

Meski tidak ada bukti statistika secara resmi, berdasarkan fakta yang banyak terjadi, janin perempuan lebih rentan terhadap preeklamsia. Betapa hancur hati Anti, apalagi ketika kehilangan untuk kedua kalinya. Lapisan dinding rahimnya sudah teriris dalam operasi caesar, sementara pasca operasi ia hanya menemukan janin yang tak bernyawa.

Apakah Penyebab Preeklamsia ?

Preeklampsia atau keracunan memang menjadi salah satu ancaman kehamilan. Preeklamsia dapat membuat kehamilan menjadi berisiko tinggi. Masih belum diketahui penyebab pasti dari kondisi ini. 

Karena itu preeklampsia seringkali dinamakan petir di siang hari, datang tanpa terduga. Bisa jadi preeklamsia baru diketahui menjelang kelahiran padahal sebelumnya hasil pemeriksaan tekanan darah selalu normal (di bawah 130/90 mmHg).

Salah satu penyebab preeklamsia yang disebutkan dalam beberapa literatur adalah  adanya substansi yang dilepas oleh plasenta yang menyebabkan disfungsi pada pembuluh darah ibu yang terkait dengan kehamilan.

Apakah Saya Terkena Preeklamsia?

Preeklampsia dapat terjadi mulai usia kehamilan 20 minggu. Tanda-tanda adanya preeklamsia adalah :

Tanda Primer

Tanda Primer merupakan tanda khas terjadinya Preeklamsia, berupa :

  • Peningkatan tekanan darah di atas 130/90 mmHg
  • Peningkatan jumlah protein dalam urin yang mencapai lebih dari 500 mg dalam 24 jam

Tanda Sekunder

Tanda sekunder adalah tanda kemungkinan preeklampsia yang mungkin juga menjadi tanda gangguan kehamilan lainnya. Tanda sekunder antara lain :

  • Pembengkakan pada tangan, kaki dan bahkan wajah. Pembengkakan biasanya menetap sampai kehamilan berakhir.
  • Rasa kaku pada ujung jari tangan dan kaki yang disebabkan cairan yang keluar dari pembuluh darah yang pecah (akibat tekanan darah yang tinggi) masuk ke dalam jaringan dan menekan sel saraf.
  • Kenaikan berat badan yang ekstrim terutama pada trimester tiga kehamilan. Kenaikan dikarenakan peningkatan cairan dalam tubuh.
  • Penglihatan menjadi kabur bahkan terjadi kebutaan sesaat.
  • Pusing dan mual yang berlebihan
  • Berkurangnya frekuensi berkemih

Apakah Efek Preeklampsia ?

Preeklamsia
credit:instagram@kumparancom

Preeklamsia berpengaruh tidak baik terhadap ibu maupun terhadap janin. Pengaruh terhadap ibu yang paling utama adalah resiko pecahnya pembuluh darah akibat tekanan yang cukup tinggi. Bila pembuluh darah yang pecah terdapat di otak dapat menghilangkan kesadaran pada ibu.

Pengaruh terhadap janin adalah terganggunya pasokan nutrisi dan oksigen sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan berat badan lahir rendah. Dampak ekstrim terhadap janin adalah kematian dalam kandungan.

Bagaimana Mengatasi Preeklampsia ?

Karena preeklamsia dapat membuat kehamilan menjadi berisiko tinggi, dokter akan merancang langkah-langkah untuk menanganinya, antara lain :

Mengatur asupan makanan rendah garam dan karbohidrat

Mengontrol tekanan darah dan kadar protein dalam urin secara ketat. Dianjurkan penderita preeklamsia mempunyai alat monitor tekanan darah di rumah.

Memberikan obat penurun tekanan darah secara terkontrol

Bila preeklamsia berat, diupayakan mempercepat persalinan pada saat paru-paru janin sudah cukup berkembang.

Salah satu upaya untuk menjaga kehamilan adalah dengan mewaspadai tanda-tanda gangguan kehamilan yang dapat membahayakan ibu dan janin. Berjaga-jaga semenjak awal adalah langkah proaktif untuk meminimasi efek akibat preeklamsia.

Posting Komentar untuk "Ketika Preeklamsia Menjadi Ancaman Kehamilan"