Osteoporosis dan Obesitas
Obesitas menyebabkan satu penyakit lagi yang dikenal sebagai osteoporosis. Hal ini sering terjadi pada wanita. Deskripsi rinci tentang penyakit ini memungkinkan seseorang untuk memahami kerusakan yang dapat ditimbulkannya.
Kita cenderung berpikir bahwa tulang adalah massa batu yang kokoh tetapi sebenarnya tidak demikian. Tulang adalah rongga. Rongga ini menampung mineral, sebagian besar kalsium dan fosfat serta jaringan ikat fibrosa yang kaya protein yang terus berubah.
Tulang terus rusak dalam jumlah kecil dan diganti terus-menerus. Fungsi ini dikenal sebagai renovasi. Proses renovasi ini membantu menjaga tulang yang kuat.
Antara usia 35 sampai 40 tahun, terjadi pengeroposan tulang (sekitar 4 persen dalam satu tahun), terutama pada wanita, meskipun ada perubahan model yang sangat besar.
Kehilangan ini terus berlanjut sampai menopause. Renovasi tulang membutuhkan kalsium dan nutrisi lain yang disimpan di dalam rongga.
Karena tubuh membutuhkan kalsium untuk aktivitas lain, maka tubuh cenderung mengembalikan kalsium dari tulang, sehingga kadar kalsium dalam darah turun terlalu rendah. Akibatnya tulang menjadi keropos dengan tampilan seperti spons. Kondisi ini dikenal sebagai Osteoporosis.
Produksi hormon estrogen menurun tajam selama menopause pada wanita. Makanya, kemampuan menyerap kalsium menjadi buruk. Itu sebabnya asupan kalsium dalam bentuk pil tidak memperbaiki kondisi.
Dalam kasus obesitas, persendian yang terbebani dan kurang aktivitas olahraga memperburuk kondisi ini. Olahraga meningkatkan massa tulang dan membantu mengurangi pengeroposan tulang.
Apa pun yang dapat menimbulkan tekanan mekanis seringkali bermanfaat karena mendorong mobilitas sendi dalam berbagai tindakan.
Hanya latihan yang terdiri dari kerja manual, gerakan yang membantu mobilitas persendian, dan diet kaya kalsium yang dapat membantu.
Kopi, teh dan minuman lain serta obat-obatan lainnya yang mengandung kafein mempercepat ekskresi kalsium dan mineral lainnya.
Dalam kasus orang gemuk yang cenderung duduk selama berjam-jam, kecenderungan mengonsumsi kafein dalam segala bentuk selain kopi teh, (analgesik, minuman ringan, dan lainnya) berperan besar untuk kondisi ini selain kurangnya olahraga dan kerja manual.
Seiring dengan bertambahnya usia, adalah bijaksana untuk menghindari kejahatan yang tidak perlu ini.
Posting Komentar untuk " Osteoporosis dan Obesitas"